Waktu saya duduk di bangku SMP, mulai senang melihat dan mengagumi gambar sampul buku, kemudian gambar atau logo-logo yang ada di sobekan majalah atau koran bekas pembungkus. Yang terpikir pada saat itu adalah siapa dan bagaimana membuatnya.
Waktu itu yang saya kenal baru pensil warna, spidol dan buku gambar. Jadi yang saya lihat di sobekan koran atau majalah tadi hanya ,bisa disimpan dalam pikiran saja.
Tidak terasa bahwa pada akhirnya saat ini saya harus serius mempelajari bidang desain, dengan software olah gambar seperti PHOTOSHOP dan corelDRAW. Dan bukan hal yang mudah buat saya untuk segera menguasai software tersebut, karena cara belajar yang saya gunakan lebih banyak otodidak, dengan membaca buku, tips-tips yang di tulis oleh majalah komputer, maupun tutorial-tutorial di internet, kemudian saya praktekan.
Banyak hal menarik dari proses belajar cara ini, hampir semua dimulai dari rasa bingung. Maklumlah penguasaan bahasa inggris yang saya milki cukup minim, sehingga perlu banyak waktu tersita hanya karena persoalan bahasa. Apakah teman-teman juga pernah merasakan atau mengalami hal yang sama seperti saya..? Kalau ya berarti tepat kalau teman-teman melanjutkan membaca posting ini.
Menurut teman-teman hal Apa yang paling penting dalam kita memulai aktifitas atau hal-hal baru. Ya.. persiapan non teknis dulu yang perlu. Karena boleh saja persiapan teknis (peralatan, Buku panduan dll) sudah ada, tetapi yang non teknis (kemauan bertindak) belum dimiliki, ya tidak jalan.
Hal inilah yang sering saya alami ketika hendak mempelajari dan melakukan hal-hal baru. Saya jadi teringat dengan tips sebuah buku motivasi yang menerangkan bahwa aktifitas fisik kita adalah buah dari fikiran, maka untuk menggerakan fisik kita maka gerakan dan beri stimulan pada fikiran kita dahulu dengan hal-hal sederhana.
Misalnya sebelum duduk didepan komputer, lebih mudah dimulai dengan duduk dikursi malas dengan sebuah pensil dan selembar kertas. gerakan pensil semau kita, menggambar, menulis atau apapun yang menarik fikiran kita sampai merasa bahwa aktifitas itu perlu dilanjutkan menggunakan keyboard dan mouse. Berhasilkah..?? tindakan kita distimulasi dengan cara-cara sederhana tersebut.
Sangat relatif, ini hanya sebuah pengalaman. Saya percaya bahwa teman-teman memiliki pengalaman yang lebih banyak dari saya, dengan senang hati saya menerima jika teman-teman mau berbagi melalui komentar diposting ini, terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar